Menyambung Hidup lewat Pelepah Pisang


Mentari sudah menyengat berada di tengah – tengah kota Sidoarjo, Buncitan, Sedati menunjukkan waktu sudah mulai siang. Kendaraan – kendaraan sudah terlihat mulai memadati jalanan yang padat. Masyarakat kota Sidoarjo pun tampak mulai beraktifitas dari mulai berangkat bekerja.
Di kota Udang ini terdapat sebuah usaha menengah milik Bapak Prayit. Bertempat di lokasi yang dekat dengan sawah, membuat tempat usaha milik bapak Prayit ini bersuasana sejuk serta teduh. Masih banyak sekali pohon – pohon pisang yang terlihat berjajar di pinggir jalan. Pohon – pohon inilah yang menginspirasi bapak Prayit dalam menjalankan usaha yang tengah ditekuni saat ini. Yaitu dengan mengaplikasikan sebuah batang pohon pisan menjadi sebuah kerajinan yang unik dan mampu digunakan untuk keperluan hidup sehari – hari.
Hal ini nampaknya mampu memberikan lapangan pekerjaan pula bagi warga – warga di sekitar tempat tinggal bapak Prayit sendiri. Dalam pagi hari para karyawan bapak Prayit telah datang untuk bekerja. Terlihat sepeda motor para karyawan yang terparkir di sisi gudang. Dan mereka mulai bekerja saat itu juga. Seperti bapak Hari, seorang karyawan yang sudah terampil dalam mengolah batang pelepah pisang ini menjadi sesuatu yang mampu didayagunakan.
Cara pembuatannya pun tidak begitu rumit. Bahan – bahan yang perlu kita sediakan antara lain adalah rotan. Rotan terlebih dahulu disayat – sayat hingga tipis lalu dijemur satu per satu hingga kering dan dikumpulkan dalam satu tempat. Kemudian adalah batang pelepah pisang. Dijemur juga di bawah terik matahari dalam waktu berhari – hari untuk mendapatkan hasil kering yang maksimal. Untuk memulai melakukan penganyaman, terlebih dahulu batang – batang pelepah pisang yang telah mengering dicelupkan ke dalam air, kemudian ditiriskan hingga air tidak lagi menetes setelah itu proses penganyaman pun dimulai. Setelah anyaman selesai, anayaman tersebut dapat dibuat menjadi sebuah bahan untuk furniture, handycraft, dan sebagainya.
Usaha pak prayit ini sudah dimulai sejak 12 tahun yang lalu. Batang pelepah pisangnya ini diperoleh dari kota Lumajang, Bojonegoro, Cirebon, dan sebagainya dari seorang pengepul.
Awal mulanya bapak Prayit memiliki niat dan pemahaman tentang usaha Pelepah pisang ini sehingga beliau melakukan observasi mengenai hal ini. Berawal dari hal inilah hingga sekarang pak Prayit mendalami usahanya ini hingga menjadi sebuah usaha yang lumayan besar. Hasil usahanya ini telah diekspor hingga ke mancanegara. Sekarang usia bapak Prayit telah memasuki kepala 3. Dan telah menikah dan memiliki 2 orang putri.
Dari hal ini kita dapat menyimpulkan bahwa pisang memiliki nilai ekonomi serta dapat memiliki nilai seni yang tinggi. Namun harus ada peran pemerintah dalam membantu memasarkan dan mempromosikan bahan pelepah pisang ini. Dari wawancara kami dengan pak prayit menghimbau kepada kita semua agar kita semua harus bangga memiliki bahan alami yang sudah ada dan mudah didapatkan. Dan kita harus lebih memanfaatkan bahan – bahan itu agar menjadi barang yang bermanfaat dan berguna bagi kehidupan di sekitar kita.

About shiellafiollyamandasilaen

"Wish my creation can inspire a lot of people, at least they all whom are around me."
This entry was posted in ARTICLE and tagged . Bookmark the permalink.

1 Response to Menyambung Hidup lewat Pelepah Pisang

  1. I just want to mention I am newbie to blogs and honestly loved this website. Likely I’m want to bookmark your site . You certainly come with perfect stories. Thanks a bunch for revealing your web-site.

    Like

Leave a comment