God Gave Me You


 CHAPTER 5

#Never Better#

May 16, ’12 3:16 PM
for everyone
Title : God Gave Me You

Genre : Romance and Comedy

Rate : PG

Author : Shiella Fiolly (io)

Cast :

Jang Geun Seok

Park Shin Hye

Kim Jae Joong

Han Hyo Joo

Sukkie pun kembali mengemudikan mobilnya. Meski sudah hampir – hampir tak tahan dengan tingkah laku Jae Joong yang terlihat sekali dibuat – buat itu, namun tak membuatnya begitu saja lekas marah dan menurunkan Jae Joong di tengah jalan. Dirinya masih bisa menahannya hingga sampainya Shin Hye diantar ke rumahnya. Sukkie tak punya banyak waktu juga. Setelah ini tentu saja dirinya akan pergi untuk berdoa ke makam mendiang adik wanitanya yang meninggal dunia satu tahun yang lalu.

“Shin Hye, kami antar kau sampai sini saja, ya ? maaf tidak bisa mampir.” Terang Sukkie. Dan Shin Hye pun menunduk sambil tersenyum manis ke arahnya. Sukkie yang melihatnya sedikit lega sebab sudah melihat sedikit perkembangan Shin Hye yang membaik. Dirinya pun segera mengajak Jae Joong untuk masuk lagi ke mobilnya dan mengantarkannya ganti.

“HEHH ! Tapi aku masih mau lebih lama di sini, ya !” teriak Jae Joong yang menjerit begitu saja Sukkie menyeretnya untuk masuk.

“Ah, jangan tapi – tapi. Besok kan masih ada waktu.” Balas Sukkie seadanya dan langsung membunyikan klaksonnya. Kemudian segera melaju berbalik seketika Shin Hye yang membungkukkan badan terlihat dari dalam spion kaca kanan mobilnya.

 

ღღღ

 

Paman dan Bibi Shin Hye pun ternyata sudah menunggu di dalam. Shin Hye yang melihat mereka terlihat panik pun sedikit aneh. Melihat pamannya yang mendadak memeluknya dan bilang kalau dia hampir – hampir mati sebab tak mampu menemukan Shin Hye. Shin Hye tentu semakin tak mengerti dengan perlakuan mereka. Hingga akhirnya Shin Hye mengatakan bahwa tadi dirinya juga sempat menunggu kedatangan paman bibinya untuk menjemputnya namun justru dirinya tak mendapati paman bibinya datang ke rumah sakit. Beruntung sebab ada Hyo Joo yang datang menjenguknya menawarkan untuknya menunggu di rumahnya dan menghubungi Sukkie yang kemudian mengantarkannya barusan ke sini.

“Oh, jadi Sukkie itu yang mengantarmu ke sini. Baiklah. Kalau begitu aku tak perlu cemas lagi.” Ucap Paman  yang menengadah kemudian melipat kedua tangannya di dada.

“Iya, paman.” Jawab Shin Hye. Kemudian Shin Hye pun masuk ke kamarnya dan segera mandi dengan air hangat yang telah disiapkan bibinya sedari pulang dari rumah sakit tadi.

Paman dan Bibi Shin Hye yang merasa tak asing dengan Sukkie pun saling bercerita satu sama lain. Paman yang sebelumnya merasa pernah bertemu dengan Sukkie, namun dimana ? Dirinya sulit mengingat – ingat. Bahkan tak hanya sekali dua kali. Berbeda halnya dengan Bibi yang jelas – jelas pernah mengantarkan kue ke rumahnya untuk memperkenalkan diri sebagai tetangga baru itu.

“Sepertinya aku pernah melihat anak muda itu. Tapi dimana, ya ?” tanya Paman lebih dulu.

“Iya, aku juga merasa begitu.”

“Ehm. Mungkin saja orang yang mirip dengannya.” Jawab Paman yang mendadak menyerah dengan argumen konyolnya dan kemudian segera berbalik ke ruangan kerjanya untuk kembali menyelesaikan daftar perkembangan saldo perusahaan yang dibawanya.

“Aku buatkan makanan, ya, ayah !” teriak Bibi dari lantai bawah.

 

ღღღ

 

Keesokan harinya Shin Hye yang telah kembali bersekolah seperti biasa. Dirinya yang tengah menenteng tas pinggang sekarang dengan memakai kostum olahraga celana hitam panjang dan kaos biru muda berlengan pendek itu pun berjalan sendiri. Meski ada beberapa siswa – siswi lain di depan belakangnya yang juga berjalan, namun tak sedikit pun yang Shin Hye dekati untuk sekedar berjalan bersama. Entah mungkin karena dirinya yang pemalu atau memang tak i ngin ramai.

Tiba – tiba sebuah mobil putih berhenti di depannya. Dan dikemudikan oleh Jae Joong yang sedari tadi mengamatinya kapan berangkat ke sekolah. Pemuda ini benar – benar kurang kerjaan. Sedari pukul 06:30 dirinya sudah menyiapkan diri di samping halaman rumah Shin Hye dengan memarkir mobilnya. Tanpa diketahui Sukkie sebelumnya, dirinya melakukan hal ini seorang diri. Dirinya tentu tak ingin menyia – nyiakan waktu untuk mendekati Shin Hye yang dipikirnya mungkin akan tidak menolak untuk menjadi kekasihnya itu.

“Ayo, naik.” Shin Hye pun menoleh ke samping dan melihat Jae Joong yang kemarin datang bersama Sukkie ke rumah Hyo Joo. Dirinya yang merasa tak kenal dengannya pun tetap berjalan begitu saja tanpa menghiraukan Jae Joong yang menunggunya masuk. Dengan membukakan pintu mobilnya.

“Hei, kau. Apa kau lupa denganku. Aku Jae Joong. Sahabat Sukkie. Dia yang menyuruhku untuk ke sini menjemputmu.” Bohong Jae Joong terpaksa. Hingga akhirnya Shin Hye pun mau masuk ke mobilnya. Akhirnya.

“Kau sudah kelas berapa ?” tanya Jae Joong mengurangi kecanggungan yang tampak di muka Shin Hye.

“Dua.” Singkat, padat dan mengena.

“Kau tidak punya relasi di sini ?” tanya Jae Joong lebih dalam lagi. Namun Shin Hye justru melihat keluar jendela. Dan menjawabnya tanpa berbalik untuk melihat raut muka Jae Joong.

“Tidak. Aku anak tunggal. Satu – satunya keluarganya hanya paman dan bibiku.”

“Eoh. Lantas sejak kapan kau bersekolah di sini ? aku tak pernah melihatmu sebelumnya.” Kata Jae Joong lagi.

“Sebulan yang lalu.”

“Kau duduk di kelas berapa ?”

“11G.” Jawab Shin Hye dengan nada bertanya.

“Oh, jadi kau anak seni ya ?”

“Ehm.”

“Ada kemungkinan kau kenal dengan Sukkie. Dia juga di kelas itu.” Cerita Jae Joong.

 

ღღღ

 

Sukkie yang hari ini kembali tak masuk ke sekolah demi ke Nam Won mengunjungi makan adik perempuannya itu pun datang sendirian. Dirinya membawa seikat bunga dengan parfume yang dibawanya di keranjang tempat bunga yang dirangkainya tadi dia pesan dari toko florist di samping bandara dekat rumah ayahnya yang lama. Dengan tenang dirinya menyusuri bukit yang panjang dan berkelok – kelok itu untuk mendoakan arwah adik perempuannya yang meninggal dunia lantaran sakit liver yang bertahun – tahun sudah dideritanya.

Air mata pun membasahi pelupuk matanya sesaat dirinya memandangi foto adiknya, Yeon Ji yang terletak di batu nisannya. Tak banyak yang dirinya bisa ceritakan untuk Yeon Ji situ. Hanya dirinya yang keberatan dengan upaya perjodohan ayahnya kemudian dirinya yang berusaha ingin pindah ke Jepang saja apabila terus – terusan dipaksa untuk menuruti permintaan sang ayah.

“Hari ini aku datang tak bisa lama. Tapi bulan depan aku akan datang dengan membawa bunga yang tak kalah wanginya. Kau tenang di sana, ya. Kakak sangat merindukanmu.” Meletakkan buklet bunga itu di samping nisan adiknya kemudian segera berbalik pergi menuruni bukit. Dirinya segera kembali ke Seoul dan pergi mengunjungi Kafe yang telah dipesankan tempat untuknya dari sang ibu.

“Ibu, aku menuju ke sana.” Ucapnya di telepon kepada ibundanya. Hingga tak berselang lama. Kurang lebih empat puluh lima menit dirinya sudah sampai di kafe tersebut dan langsung menemukan ibundanya yang tengah duduk di meja tengah yang bertuliskan nomor 18 itu.

“Apa ibu sudah menungguku lama ?” tanyanya yang baru saja datang.

Nyonya Sun Ae Ni pun menggeleng meski dirinya sebenarnya cukup lama juga menunggu kedatangan putranya ini.

“Untuk apa ibu menyuruhku datang kemari ?” tanya Sukkie lagi.

“Duduklah dulu dan pesan minum.” Jawab Nyonya Sun yang melihat Sukkie terlihat kelelahan hingga sedikit berkeringat di dahinya.

“Ibu pasti ada hal penting.” Kata Sukkie ulang.

 

ღღღ

 

“Yakh, jadi kau sekarag sedang dekat dengan Jae Joong kakak kelas kita itu ?” tanya Bong Gul yang terlebih dahulu menghampiri Shin Hye yang baru beberapa langkah berjalan dari arah tempat parkir di belakang lapangan baseball.

“Tidak.” Jawab Shin Hye menolak penilaian temannya itu.

“Ah, ayo, jangan malu – malu ceritakan saja. Seperti apa di dekat kak Jae Joong itu ?” mendadak Ji Min yang baru datang juga ikut – ikutan memberondong Shin Hye. Padahal dirinya yang terlihat cuek dengan Jae Joong ternyata juga tertarik sebetulnya dengan seniornya itu.

“Bukankah dia itu sangat keren ! dua jempol untuknya !” kata Chong Han menimpali yang baru saja lewat sambil mengemut permen lolipopnya.

“Ah, tidak seperti yang kalian pikirkan. Tadi dia itu hanya mengantarku sebab Sukkie yang memintanya sebagai gantinya dirinya yang tak bisa datang.” Terang Shin Hye yang lumayan panjang hingga membuat temannya mendekat ke arahnya mendelik curiga sebab tak biasa – biasanya Shin Hye tampak sedang berkilah seperti ini.

“Okay. Kalau begitu ayo kita masuk.” Rangkul Ji Min ke pundak Shin Hye menuju ke kelasnya.

“Tapi dimana Hyo Joo ?” mendadak Shin Hye pun bertanya sebab tak dilihatnya Hyo Joo ada di sana bersamanya.

“Ya, tentu saja belum datang. Dia itu kan ratunya telat.” Jawab Soo Jin yang berada di belakangnya.

 

ღღღ

 

Sukkie pun yang menggebrak meja yang sedang menopang kedua tangannya itu hingga cangkir kopi bergetar dan menumpahkan cairan coklat manis itu ke meja dan membuat sedikitnya empat orang yang berada di cafetaria menjadi menoleh ke arahnya.

“APA TIDAK ADA CARA LAIN ?” tanya Sukkie setengah berteriak kepada ibundanya.

“Tidak ada. Maafkan ibu, Sukkie.” Jawab ibunda Sukkie menunduk tak berani melihat bola mata Sukkie.

“Ini tidak bisa dibiarkan.” Remas tangan Sukkie.

“Ingatlah ayahmu bukan tipikal orang yang bisa diajak berkompromi, Sukkie.” Peringatkan ibunda Sukkie di hadapan putranya itu sembari menyentuh punggung tangan Sukkie halus.

“ Baiklah. Kalau begitu serahkan kepadaku saja. Aku akan bisa menyelesaikannya sendiri. Aku berjanji kepada diriku sendiri, bu.” Kata Sukkie mantap.

Ibunya yang seakan mengerti dengan maksud Sukkie pun hanya bisa mengangguk dan menyetujui pilihan Sukkie. Dirinya tak ingin Sukkie melakoni sesuatu yang tanpa dipikirkannya terlebih dahulu.

 

ღღღ

 

Shin Hye yang terhenyak kaget sebab dirinya mendapati Jae Joong yang sudah berada di hadapannya yang hendak keluar itu. Padahal niat awalnya Shin Hye ingin pergi ke perpustakaan namun setelah ada Jae Joong justru dirinya terpaksa harus mengikuti saja sebab dirinya masih tak enak dengan Jae joong yang sudah berulang kali menolongnya seperti tadi pagi dan kemarin sewaktu Sukkie menjemputnya.

“Kita kemana ?” tanya Shin Hye.

“Kita ke kantin saja. Pasti kau sudah lapar.” Jawab Jae Joong perhartian.

“Apa kakak tak ada waktu lain seperti ikut club ?” tanya Shin Hye lagi.

“Apa kau sudah punya teman laki – laki ?” tanya Jae Joong balik yang sukses membuat Shin Hye terpelongo memandanginya.

“Eh. Lupakan saja kalu begitu. Ayo duduk di sana.” Sambil membawakan dua mangkuk mie dengan pespsi botol dalam satu nampan. Shin Hye masuk tak mengerti dengan apa maksud Jae Joong. Dan mendadak saja Jae Joong menyerahkan sebuah kalung dengan liontin berbentuk hati dan memandang ke arah Shin Hye.

“Coba kau pakai ini. di sini ada tempat untuk memasang foto orang yang berarti bagimu. Dan menggantungkannya seperti ini.” contoh Jae Joong. Dan Shin Hye pun menerimanya. Shin Hye masih belum mengerti juga kenapa Jae Joong terkesan begitu baik terhadapnya.

“Tak perlu berterima kasih, aku memang mau memberikannya kepadamu.” Senyum Jae Joong ke arah Shin Hye sambil menghisap mienya.

Shin Hye pun hanya terdiam lalu ikut memakan mienya.

 

ღღღ

 

TIN TIN TIN

Suara klakson mobil Sukkie yang mendadak entah sejak kapan sudah berada di gerbang depan sekolahnya. Entah apa tidak malu dirinya tanpa mengenakan seragam yang berarti dirinya tak masuk alias membolos menunggu di gerbang depan hingga security yang berada di samping tengah duduk pun berdiri dan  menghampirinya.

“Mencari siapa ?” tanya pria berseragam petugas itu.

“Aku masu cari Shin Hye, pak. Siswa kelas 11G.” Jawab Sukkie tanpa berbasa – basi.

“Bisa bapak tolong panggilkan dia ?” tambahnya. Hingga petugas itu pun pergi berbalik dan segera memencet beberapa alat yang berada di sampinya dan meraih sebuah sejenis microphone tapi kecil sekali dan mendadak sebuah suara pun terdengar hingga dari tempat Sukkie berdiri.

Barulah beberapa menit kemudian, keluar seseorang berambut panjang dengan rambut yang terurai sambil membawa kotak pencil dn buku modul. Dia Shin Hye.

“Ada apa, pak ? Siapa yang mencariku ?” tanyanya. Kemudian petugas itu pun menunjukkan seseorang di balik pintu gerbang yang terlihat punggunya.

“Apa kau yang mencariku ?” tanya Shin Hye yag baru beberapa langkah setelah berterima kasih kepada satpam itu pun menanyai lelaki yang masih membelakanginya.

“Oh, kau.” Jawab Sukkie yang seketika berbalik setelahmendengar suara Shin Hye di sampingnya.

“Iya ?” tanya Shin Hye.

“Apa kau tak merasa ada kehilangan sesuatu ?” tanya Sukkie.

“Ehm ?” tanya Shin Hye heran.

“Tas ransel orangemu. Sejak di rumah sakit itu aku lupa terus memberikannya kepadamu. Ini.” kata Sukkie menyerahkan tas ransel itu. Dan Shin Hye pun mengambilnya. Baru sesaat Shin Hye hendak berbalik namun tangan Sukkie sudah menahan pundaknya.

“Ada sesuatu yang mau aku katakan padamu.”

“Terima Kasih.” Kata Shin Hye.

“Bukan itu yang kumaksud.”

“Laulu ?” bingung Shin Hye.

“Tidak bisa aku mengatakannya di sini. Kapan kau pulang. Aku akan menjemputmu.”

“Pukul 02:15.”

“Baiklah tunggu aku di sini.” Kata Sukkie dan langsung menuju ke mobilnya. Shin Hye pun hanya melihatnya dari kejauhan.

 

 

ღ TO BE CONTINOUED ღ

About shiellafiollyamandasilaen

"Wish my creation can inspire a lot of people, at least they all whom are around me."
This entry was posted in NOVEL and tagged , , . Bookmark the permalink.

1 Response to God Gave Me You

  1. I simply want to say I’m new to blogs and definitely loved your web site. Almost certainly I’m want to bookmark your site . You certainly have impressive writings. Bless you for sharing with us your blog.

    Like

Leave a comment